seputarpohuwato.com, MARISA – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Pohuwato 2024 menjadi ajang pertempuran politik yang penuh intrik, terutama bagi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Dukungan resmi dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKB telah diberikan kepada pasangan calon Yusri M. Helingo dan Fatmawaty Syarief, namun situasi di lapangan menjadi rumit dengan menghilangnya Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKB Kabupaten Pohuwato, Idris Kadji, sejak rekomendasi tersebut diumumkan.
Keheningan Idris Kadji ini menimbulkan berbagai spekulasi. Bukan hanya karena perannya yang vital sebagai Ketua DPC, tetapi juga karena adanya konflik kepentingan pribadi.
Idris Kadji dihadapkan pada situasi sulit, mengingat keponakannya, Iwan Adam, juga terjun dalam Pilkada Pohuwato sebagai pendamping Saipul Mbuinga di bawah bendera Partai Nasdem.
Pertanyaannya, kemana Idris Kadji akan melabuhkan dukungannya? Apakah ia akan setia pada garis partai yang telah menetapkan Yusri-Fatma sebagai pasangan calon resmi, ataukah faktor keluarga akan mempengaruhi keputusannya?
Sampai saat ini, ketidakhadirannya di sejumlah momen penting, seperti penyerahan rekomendasi, pendaftaran calon, hingga penentuan nomor urut, semakin memperkuat asumsi bahwa Idris tengah berada dalam dilema besar.
Dukungan Idris Kadji, sebagai salah satu tokoh berpengaruh di Pohuwato, tentu akan menjadi faktor krusial dalam perolehan suara pasangan yang ia pilih.
Namun, hingga saat ini, sinyal-sinyal arah politiknya masih tertutup rapat, menambah ketegangan politik menjelang kampanye resmi.
Pilkada Pohuwato kali ini memang penuh tantangan bagi PKB, khususnya terkait soliditas internal. Apakah Idris Kadji akan kembali dan menjalankan arahan partai, atau justru akan menyimpang dan memilih jalur berbeda? Hanya waktu yang bisa menjawab.
Yang jelas, publik Pohuwato menanti, dan setiap langkah Idris Kadji akan mendapat sorotan besar di panggung politik daerah ini.