SEPUTARPOHUWATO.COM – Tradisi malam pasang lampu atau tumbilotohe di Kabupaten Pohuwato berlangsung meriah di Rumah Jabatan Bupati Pohuwato pada malam ke-27 Ramadan, Rabu (26/03/2025).
Tradisi turun-temurun dari suku Gorontalo ini tetap dipertahankan dan menjadi momen sakral bagi masyarakat setempat.
Tumbilotohe yang telah ada sejak abad ke-15 melambangkan kebersihan hati serta penyambutan malam-malam penuh berkah di penghujung Ramadan.
Dahulu, masyarakat menggunakan lampu dari seludang atau wamuta bahan alami yang dihaluskan, diruncingkan, lalu dibakar untuk menerangi lingkungan mereka.
Prosesi pemasangan lampu di Rumah Jabatan Bupati Pohuwato dilakukan langsung oleh Bupati Saipul A. Mbuinga bersama istri, Selvi Mbuinga Monoarfa, usai salat Maghrib.
Turut hadir Kadhi Pohuwato, Syaiful Sabu; Baate Pohuwato, Asmad N. Tuna; Hakimu Pohuwato, Ust. Wisno Pakaya, serta tokoh masyarakat lainnya.
Bupati Saipul mengatakan bahwa tumbilotohe bukan sekadar memasang lampu, tetapi juga memiliki nilai religius dan budaya yang mendalam.
“Tradisi ini merupakan warisan leluhur yang harus kita jaga. Selain memperindah suasana malam Ramadan, tumbilotohe juga menjadi simbol penerangan hati dalam menyambut kemenangan di Hari Raya Idulfitri,” ujar Bupati Saipul.
Dengan terus dilestarikannya tradisi ini, kata Bupati Saipul, masyarakat Pohuwato diharapkan dapat menjaga serta mewariskan budaya yang telah ada sejak ratusan tahun lalu.
Selain itu, katanya lagi, tumbilotohe juga menjadi daya tarik wisata religi dan budaya, khususnya di wilayah Gorontalo.
Malam tumbilotohe di Rumah Jabatan Bupati Pohuwato pun menjadi simbol keguyuban masyarakat dalam merayakan kebersamaan dan keberkahan Ramadan.
Lampu-lampu yang bersinar terang menghiasi lingkungan, menciptakan suasana penuh khidmat dan kehangatan.