SEPUTARPOHUWATO.COM – Kasus malaria di Kabupaten Pohuwato, Gorontalo, terus mengalami peningkatan signifikan. Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pohuwato mencatat sebanyak 1.541 kasus malaria terjadi sejak tahun 2023 hingga Februari 2025.
Kecamatan Marisa menjadi wilayah dengan jumlah kasus tertinggi, mencapai 315 pasien, disusul Kecamatan Buntulia dengan 289 kasus, serta Kecamatan Taluditi sebanyak 264 kasus.
Menurut Inang Toma, S.T.Keb, Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Pelayanan Rumah Sakit Bumi Panua Pohuwato, pasien malaria didominasi oleh orang dewasa, terutama dari kalangan penambang. Namun, tak sedikit pula anak-anak dan perempuan yang turut terpapar.
“Anak-anak ini ikut orangtuanya di lokasi tambang. Begitu juga perempuan yang merupakan istri dari penambang,” ujar Inang, Kamis (13/02/2025)
Selain tingginya jumlah kasus, dua kematian akibat malaria juga dilaporkan terjadi di Kecamatan Dengilo dan Marisa. Rumah Sakit Bumi Panua Pohuwato telah berupaya memberikan penanganan medis bagi pasien dengan menggunakan obat Dihydroartemisinin dan Primaquine selama tiga hari.
“Kami sempat kesulitan mendapatkan obatnya karena banyaknya kasus malaria, tapi kami sudah atasi,” tambahnya.
Melihat kondisi yang semakin mengkhawatirkan, Pemerintah Daerah (Pemda) Pohuwato resmi menetapkan status darurat malaria. Keputusan ini diambil sebagai langkah strategis untuk meningkatkan perhatian serta mempercepat penanganan penyakit ini.
Pemda juga menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor, termasuk keterlibatan masyarakat, dalam menanggulangi bencana non-alam ini dengan cepat dan efektif.
Upaya seperti menjaga kebersihan lingkungan dan mengurangi genangan air yang menjadi tempat berkembangnya nyamuk penyebab malaria terus digalakkan.
Dengan status darurat ini, diharapkan langkah-langkah pencegahan dan penanganan dapat lebih maksimal guna menekan angka kasus malaria di Kabupaten Pohuwato.