seputarpohuwato.com, MARISA – Seorang warga inisial AH mengeluhkan ketersediaan obat di sejumlah Puskesmas di Kabupaten Pohuwato. Dia mengaku sudah tiga kali mendapatkan laporan masyarakat terkait obat yang harus dibeli di tempat lain dengan alasan stok obat habis.
“Saya sudah tiga kali mendapat laporan terkait dengan ketersediaan obat di sejumlah puskesmas yang menurut mereka harus beli obat sendiri diluar”, kata AH, kepada media, Senin (22/07/2024).
AH pun mencurigai ada permainan antara petugas puskesmas dan pemilih apotek yang berada di luar puskesmas. Pasalnya, setiap kali obat habis, mereka diarahkan membeli obat di luar.
Ia pun meminta Dinas Kesehatan (Dinkes) rutin memantau ketersediaan obat di puskesmas. AH mengatakan obat yang menjadi tanggungan seharusnya dipantau ketersediaannya. Obat-obat tersebut harus selalu ada, agar masyarakat tidak membeli di luar.
Menurutnya, kekosongan yang berulang ini perlu dievaluasi dan dilakukan pencegahan. “Masa bisa di puskesmas berulang-ulang ada kehabisan obat”, katanya heran.
Merespon itu, Kepala Dinas Kesehatan melalui Kepala Bidang Pelayanan Yusran Mohamad membantah bahwa obat di sejumlah puskesmas sering dalam kondisi kosong atau habis.
“Kalau kekosongan itu tidak kosong, cuman sistem belanjanya di uang yang sekarang hanya begitu, puskesmas sekarang obatnya ada, mereka ada stok obat, kalau kurang iya pasti”, katanya.
Menurutnya, pihaknya belanja obat setahun sebesar Rp.3.6 Miliar, dengan angka itu bagus dan standar, karena sudah dapat buffer stock, tahun ini hanya dapat Rp.1 Miliar itupun DAU.
Ia berharap di perubahan dapat tambahan, selama ini hanya lewat DAK, karena fiskal naik daerah harus itupun di kasih hanya Rp.1 Miliar, selama ini hanya berharap di DAK.