SEPUTARPOHUWATO.COM – Program Bioflok Ketahanan Pangan yang dijalankan Pemerintah Desa Puncak Jaya, Kecamatan Taluditi, melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Panua Puncak Mandiri, mendapat apresiasi dan dukungan penuh dari Bupati Pohuwato, Saipul A. Mbuinga.
Hal itu disampaikan Bupati Saipul saat meresmikan secara resmi lokasi budidaya ikan lele milik desa tersebut, Selasa (11/11/2025).
Budidaya ikan lele yang dikembangkan oleh Pemdes Puncak Jaya kini menunjukkan hasil menggembirakan. Hasil panennya bahkan laris manis di pasaran Kecamatan Taluditi. Sekitar 70 persen warga Puncak Jaya kini menggantungkan hidupnya dari usaha perikanan ini.
Bupati Saipul mengaku bangga dengan inovasi yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat setempat. Ia menilai program tersebut merupakan langkah maju dalam mewujudkan ketahanan pangan sekaligus meningkatkan taraf ekonomi masyarakat di wilayah terpencil.
“Silakan dikatakan ini desa terpencil, tetapi dengan program luar biasa seperti ini, Puncak Jaya mampu mengangkat derajat desanya dan turut meningkatkan ekonomi masyarakat Pohuwato. Ini juga sejalan dengan pertumbuhan ekonomi kita yang mencapai 7,20 persen di tahun 2025, sebagaimana rilis Kemendagri,” ujar Bupati Saipul.
Lebih lanjut, Bupati berharap agar program bioflok yang telah berjalan dapat terus dipertahankan dan dikembangkan. Ia menilai kemampuan masyarakat Puncak Jaya dalam memelihara ikan merupakan potensi besar yang perlu terus didorong.
“Apa yang sudah berhasil dan laris di pasaran, silakan dikembangkan terus. Usaha ini sudah terbukti memberikan hasil nyata. Kami sangat mengapresiasi terobosan dan kerja keras Pemdes Puncak Jaya,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Desa Puncak Jaya, Abdul Halim Amrain, menjelaskan bahwa sistem bioflok dibangun untuk menjaga populasi dan kualitas ikan yang dibudidayakan. Menurutnya, sistem ini jauh lebih efisien karena meminimalkan kehilangan ikan akibat predator seperti belut dan biawak.
“Bulan enam lalu kami sudah panen, dan saat ini kami kembali menebar benih lele karena permintaan di Taluditi cukup tinggi,” ungkap Kades Abdul Halim.
Lebih jauh, ia mengungkapkan bahwa Pemdes Puncak Jaya berencana menjadikan desanya sebagai desa wisata buah, dengan menggabungkan potensi pertanian, perikanan, dan kehutanan.
“Sekitar 75 persen warga di sini memiliki kolam ikan. Jadi kami kolaborasikan wisata buah, hewani, dan nabati. Untuk sektor nabati, sudah ada sekitar 30 ribu pohon buah seperti alpukat, durian musangking, dan kakao yang diintervensi oleh KPH dan Dinas Kehutanan Provinsi. Tinggal menunggu waktu realisasinya,” jelasnya.
Ia menambahkan, dukungan pendampingan dari pihak terkait masih dibutuhkan, terutama dalam hal teknis pemeliharaan ikan, karena sebagian warga masih menghadapi kendala seperti kematian ikan di kolam.
“Kami optimistis, dengan pendampingan yang baik, Puncak Jaya bisa menjadi contoh desa mandiri dan produktif di bidang ketahanan pangan dan wisata desa,” pungkasnya.



























