SEPUTARPOHUWATO.COM – Pemerintah Kabupaten Pohuwato melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) menggelar Case Conference yang dirangkaikan dengan Rapat Koordinasi (Rakor) Lintas Sektor Pencegahan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak, Kamis (24/07/2025).
Bertempat di ruang rapat Gunung Pani, Kantor Bupati Pohuwato, kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Pohuwato, Iskandar Datau.
Turut hadir Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Gorontalo, dr. Yana Suleman, MH., M.Kes., Plt. Kepala Dinas P3AP2KB Pohuwato, Mahyudin Ahmad, psikolog dan narasumber Temy Andreas Habibie, S.Psi., M.Psi., serta para camat, kapolsek, tenaga ahli bupati, dan perwakilan sejumlah OPD.
Dalam sambutannya, Sekda Iskandar Datau mengungkapkan keprihatinannya atas masih tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, sehingga perlu sinergi antar lintas sektor dalam menangani persoalan tersebut.
“Anak adalah generasi penerus bangsa yang harus kita jaga, lindungi, dan penuhi hak-haknya. Namun kenyataan di lapangan masih menunjukkan banyaknya kasus kekerasan, baik secara fisik, psikis, seksual hingga penelantaran,” ujar Iskandar.
Menurut Panglima ASN Pohuwato ini, penanganan terhadap kasus kekerasan bukan hanya menjadi tugas satu dinas saja, melainkan memerlukan koordinasi dan komitmen dari berbagai pihak, mulai dari tingkat desa hingga kabupaten.
“Rakor ini harus menjadi langkah awal menyatukan persepsi dan strategi bersama. Jangan hanya menjadi agenda tahunan, tapi mampu menghasilkan rencana aksi konkret untuk menjadikan Pohuwato sebagai kabupaten yang ramah anak dan bebas dari kekerasan,” tegasnya.
Plt. Kepala Dinas P3AP2KB Pohuwato, Mahyudin Ahmad, dalam laporannya menyampaikan bahwa tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kualitas layanan dan memastikan perlindungan hak-hak anak serta perempuan di daerah.
“Kami berharap dengan adanya koordinasi yang lebih baik, kasus-kasus kekerasan bisa ditekan, bahkan dicegah sejak dini. Ini membutuhkan kerja kolektif dari seluruh sektor,” jelas Mahyudin, yang juga menjabat sebagai Asisten Administrasi Umum Setda Pohuwato.
Selain sesi koordinasi, kegiatan juga diisi dengan materi dari psikolog terkait penanganan psikologis bagi korban kekerasan, serta evaluasi langkah-langkah strategis ke depan.