SEPUTARPOHUWATO.COM – Tradisi adat Gorontalo kembali digelar khidmat. Kali ini prosesi adat Moloopu dilaksanakan untuk menyambut Camat Dengilo yang baru, Noneng Ahmad, pada Senin (13/10/2025).
Rangkaian prosesi dimulai dari kediaman pribadi Noneng di Desa Padengo menuju Rumah Jabatan Camat atau Yiladia di Desa Hutamoputi, Kecamatan Dengilo.
Iringan syair adat dan dentuman genderang khas Gorontalo mengiringi langkah sang camat baru menuju rumah dinas, menambah suasana sakral dan penuh makna.
Prosesi Moloopu ini menjadi simbol diterimanya secara adat Camat Dengilo yang baru sekaligus menandai dimulainya tugas dan tanggung jawab Noneng Ahmad sebagai pemimpin wilayah.
Turut hadir dalam acara ini Wakil Bupati Pohuwato Iwan S. Adam, Kabag Kesra Nakir Ismail, Kabag Prokopim Ikbal Mbuinga, Kapolsubsektor Dengilo Ipda Adam Ahmad, Kepala Puskesmas Dengilo Bambang Djabu, serta tokoh adat, agama, dan masyarakat setempat.
Dalam sambutannya, Wabup Iwan Adam menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan prosesi adat yang dinilai sarat makna dan menggambarkan penghormatan masyarakat terhadap pemimpinnya.
“Kami memberikan apresiasi yang tinggi atas pelaksanaan prosesi adat Moloopu ini. Tradisi ini menggambarkan nilai-nilai luhur dan penghormatan masyarakat terhadap pemimpin daerahnya,” ujar Iwan Adam.
Ia juga mengajak seluruh masyarakat Dengilo untuk memberikan dukungan penuh kepada Camat Noneng Ahmad dalam menjalankan roda pemerintahan di wilayahnya.
“Saya mengajak masyarakat Dengilo untuk bersama-sama membantu Ibu Camat dalam mewujudkan pembangunan yang lebih baik,” tambahnya.
Sementara itu, Camat Dengilo Noneng Ahmad menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Dia pun menyatakan komitmennya untuk bekerja maksimal demi kemajuan Kecamatan Dengilo.
“Insyaallah, saya akan berusaha semaksimal mungkin menjalankan tugas pemerintahan, baik di bidang keagamaan, kemasyarakatan, maupun pelayanan publik,” ucap Noneng.
“Namun tanpa dukungan dari bapak ibu, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan adat, tentu program yang sudah direncanakan tidak akan berjalan baik. Tolong bantu saya,” tutupnya dengan nada haru.
Tradisi adat Moloopu ini menjadi penanda sahnya seorang pejabat menempati rumah jabatan dan mengemban amanah sebagai pemimpin di wilayah Gorontalo.