SEPUTARPOHUWATO.COM – Para Ketua Kelompok Tani se-Kecamatan Duhiada’a, Selasa (15/04/2025) malam pukul 20.00 Wita menggelar rapat koordinasi yang difasilitasi langsung oleh Pemerintah Kecamatan Duhiada’a, bertempat di halaman Kantor Camat Duhiada’a.
Kegiatan ini dihadiri oleh Plt Camat Duhiada’a Amir Ma’a, Kepala Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Duhiada’a, Babinsa, serta seluruh ketua kelompok tani yang berasal dari berbagai desa di wilayah tersebut.
Rapat ini digelar menyusul keluhan para petani yang menguat sejak penyaluran bantuan benih padi oleh Dinas Pertanian Pohuwato di Gedung BPP Duhiada’a, Kamis (10/04/2025) lalu.
Dalam pertemuan tersebut, berbagai persoalan petani mengemuka, di antaranya adalah minimnya alat mesin pertanian seperti mesin potong padi, serta sedimentasi parah di seluruh saluran irigasi sekunder maupun tersier yang menyebabkan gagal panen, bahkan gagal tanam secara beruntun.
“Desa Bulili, sebagian Desa Buntulia Barat dan Buntulia Selatan, tahun ini tidak bisa melaksanakan musim tanam dua kali berturut-turut. Ini sangat merugikan,” ujar salah satu Ketua Kelompok Tani dalam forum tersebut.
Plt Camat Duhiada’a Amir Ma’a menyampaikan bahwa hasil rapat menyepakati permohonan kepada Pemerintah Kabupaten Pohuwato serta Ketua DPRD agar segera mengangkat material sedimentasi di saluran irigasi yang sudah tertutup total.
Ia juga berharap agar Pemerintah Provinsi Gorontalo melalui Pemerintah Daerah dapat membantu pengadaan mesin panen (combine harvester), yang saat ini jumlahnya sangat terbatas di wilayah Duhiada’a.
“Kalau tidak segera ditanggapi, para petani menyampaikan ancaman akan mogok tanam,” tegas Amir Ma’a.
Selain itu, masalah kesulitan mendapatkan solar subsidi juga menjadi keluhan utama petani, yang makin memperburuk kondisi produksi pertanian di wilayah itu.
Dari hasil rapat, para ketua kelompok tani juga sepakat untuk mengundang Bupati Pohuwato, Kapolres, Dandim, Ketua DPRD, Kepala Dinas Pertanian, Dinas PU dan Dinas Lingkungan Hidup untuk berdialog langsung bersama petani guna mencari solusi bersama.
Jika tidak juga ada respons, katanya, petani akan mengambil tiga opsi yakni mogok tanam, melakukan aksi damai, atau memberangkatkan perwakilan menghadap langsung Gubernur Gorontalo dan DPRD Provinsi.
“Kalau petani sukses, maka masyarakat juga akan ikut menikmati hasilnya. Ini juga akan mengurangi derasnya impor beras ke Pohuwato,” tutup Plt Camat.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pohuwato, Kamri Alwi menjelaskan bahwa permasalahan sedimentasi irigasi sebenarnya merupakan kewenangan Dinas Pekerjaan Umum.
“Jadi saya posisinya hanya sebagai fasilitator yang kemudian ikut mendorong itu untuk segera diselesaikan dan kemudian mencari upaya-upaya, itu kan bukan saya pe tupoksi. Meski bukan tupoksi, tapi kami tetap tidak lepas tangan, cuman memang kami mau dudukan permasalahan tapi ikut mendorong percepatan penyelesaian supaya sedimen itu bisa aman kemudian pertanaman normal,” ujarnya, Rabu (16/04/2025).
Kamri menambahkan bahwa ia sudah menghubungi beberapa pihak, termasuk Dinas PU Provinsi, karena irigasi Taluduyunu masuk dalam wilayah kerja mereka. Ia juga menjelaskan bahwa sempat ada kendala kabel tergantung yang membuat alat berat tak bisa bekerja.
“Saya sudah menghubungi beberapa pihak ini untuk diupayakan, memang sejak puasa sudah ditangani kendala di kabel, ada kabel yang tergantung disitu sehingga saya anjurkan untuk tidak berani menyentuh kabel itu,” tambah Kamri.
Terkait keluhan soal mesin panen, Kamri menjelaskan bahwa saat ini beberapa combine sedang bekerja di wilayah Buntulia Utara dan Mootilango. Ketika pekerjaan di sana selesai, alat akan bergeser ke wilayah lain.
“Sekarang sedang jalan sekitar 10 hingga 12 mesin. Kalau sudah selesai, alat akan digeser ke Duhiadaa, tinggal konfirmasi berapa luas lahan yang butuh ditangani,” ungkapnya.
Ia juga meminta para petani untuk bersabar dan berkoordinasi dengan operator-operator alat panen yang tersedia, termasuk milik swasta yang selama ini sudah menjadi langganan para petani.
“Jadi, mereka disuruh tenang saja, konfirmasi berapa luasannya nanti kami upayakan untuk menangani dengan mengkomunikasikan dengan mereka operator-operator langganan. Patilanggio sekarang sudah mau habis, itu sekarang disana ada 5 alat yang bekerja mudah-mudahan tidak rusak supaya bisa bergeser jadi selesai disana geser,” tutup Kamri Alwi.