SEPUTARPOHUWATO.COM – Di tengah kebijakan efisiensi dan pengendalian belanja yang sedang ditekankan Pemerintah Kabupaten Pohuwato, Dinas Kesehatan Pohuwato justru memicu tanda tanya besar.
Pasalnya, instansi tersebut menggelar kegiatan Pelatihan Pelayanan ANC dan Penggunaan USG Dasar Obstetri Terbatas di luar daerah, tepatnya di Hotel Amaris, Kota Gorontalo, sejak 20 hingga 25 Oktober 2025.
Pelatihan itu memang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan di bidang pelayanan ibu dan anak. Namun, publik menilai pilihan lokasi kegiatan di luar kabupaten terkesan tidak sejalan dengan kebijakan efisiensi anggaran yang sedang digencarkan pemerintah daerah.
“Lucu juga, Pemda suruh hemat, tapi ada OPD yang justru gelar kegiatan di luar daerah. Padahal, fasilitas di Pohuwato sendiri banyak dan cukup representatif,” ujar salah satu sumber dari lingkungan Pemda Pohuwato yang enggan disebut namanya, Selasa (21/10/2025).
Kritik serupa juga datang dari masyarakat. Mereka menilai, pelaksanaan kegiatan di luar daerah di tengah kondisi fiskal yang terbatas menunjukkan kurangnya kepekaan terhadap situasi keuangan daerah.
“Seharusnya Dinas Kesehatan bisa jadi contoh dalam penerapan efisiensi. Jangan sampai malah jadi sorotan karena tidak peka dengan kondisi daerah,” ujar warga Marisa ini.
Sementara itu, kegiatan tersebut berlangsung selama lima hari dengan agenda pelatihan teknis penggunaan alat USG dasar obstetri. Namun publik menyoroti bahwa biaya perjalanan dan akomodasi di luar daerah tentu menambah beban pengeluaran di tengah kebijakan penghematan.
Sebelumnya, Bupati Pohuwato Saipul A. Mbuinga dan Wakil Bupati Iwan S. Adam telah secara tegas mengatakan bahwa seluruh OPD harus menyesuaikan kegiatan dengan kondisi keuangan daerah.
Agar kemudian belanja daerah lebih diarahkan pada program prioritas yang menyentuh langsung masyarakat, bukan kegiatan yang bisa dilakukan di dalam daerah.
“Ini bisa jadi catatan penting bagi pimpinan daerah untuk menegur OPD yang belum paham arah kebijakan efisiensi,” tambah warga lainnya.
Meski demikian, beberapa pihak menilai kegiatan Dinas Kesehatan tersebut tetap memiliki nilai positif dari sisi peningkatan kompetensi tenaga kesehatan.
Hanya saja, aspek lokasi dan efisiensi anggaran perlu dievaluasi lebih serius ke depan agar tidak menimbulkan persepsi negatif di masyarakat.
“Kalau tujuannya bagus, ya harusnya bisa lebih bijak dalam teknis pelaksanaannya,” pungkas seorang tokoh masyarakat di Pohuwato.