SEPUTARPOHUWATO.COM – Bupati Pohuwato, Saipul A. Mbuinga, menegaskan pentingnya menjaga kelestarian Burung Maleo di kawasan Cagar Alam Panua. Ia mengingatkan agar satwa endemik Sulawesi itu tidak hanya tinggal nama di kemudian hari.
Hal itu disampaikan Saipul saat membuka Konsultasi Publik Revisi Blok Pengelolaan dan Rencana Pengelolaan Jangka Panjang Cagar Alam Panua yang digelar Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara di Aula Marina Beach Resort (MBR), Marisa, Kamis (02/10/2025).
“Cagar Alam Panua merupakan pertahanan terakhir bagi kelestarian Maleo. Kita harus pastikan burung ini bukan hanya bertahan hidup, tetapi juga berkembang sebagai simbol kesadaran ekologis masyarakat Pohuwato,” kata Saipul dalam sambutannya.
Saipul mengungkapkan, populasi Maleo di alam liar saat ini terus menurun akibat perburuan telur, penyusutan habitat, serta alih fungsi lahan.
Ia menilai, kondisi itu harus menjadi perhatian semua pihak, baik pemerintah, aparat penegak hukum, maupun masyarakat.
“Maleo adalah kebanggaan kita, ikon daerah Pohuwato. Kalau sampai punah, kita semua yang rugi,” tegasnya.
Kegiatan ini juga dihadiri Kepala BKSDA Sulut Askhari DG Masikki, Kasat Reskrim mewakili Kapolres Pohuwato, Asisten Pemkesra Arman Mohamad, sejumlah pimpinan OPD, camat, dan kepala desa se-Kabupaten Pohuwato.
Menurut Saipul, upaya konservasi sejalan dengan visi pembangunan daerah lima tahun ke depan, yakni “Pohuwato SIAP” (Sehat, Hijau, Handal, Agamis, dan Produktif). Salah satunya misi menjadikan Pohuwato sebagai daerah hijau, bersih, asri, dan tanggap bencana.
“Kami berharap forum ini melahirkan rekomendasi strategis. Hasilnya akan kami sebarkan luas agar gerakan pelestarian lingkungan bisa lebih masif,” tutup Saipul.