SEPUTARPOHUWATO.COM – Ketua Koperasi Sawit Taluditi Sukses, Agus Harimurti, didampingi Ketua Badan Pengawas Koperasi, Muhajir Towalu, menyampaikan keresahan terkait terganggunya distribusi buah sawit dari petani plasma di Taluditi ke pabrik di Popayato.
Dalam keterangannya, Senin (23/12/2024), Agus mengungkapkan bahwa buah sawit dari enam truk petani plasma tidak diterima di pabrik selama sepekan terakhir.
Hal ini mengakibatkan banyak buah membusuk di lokasi pengiriman, dengan kerugian yang diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah bagi para petani.
“Kami sudah mengupayakan agar distribusi berjalan lancar, namun kendala di lapangan, termasuk akses jalan dan penolakan dari pabrik, membuat situasi semakin sulit. Padahal, buah ini sepenuhnya hasil panen petani plasma di Taluditi, bukan milik perusahaan,” ujar Agus.
Lebih lanjut, Agus mengatakan bahwa biaya operasional, mulai dari pemetikan, pemuatan, hingga pengiriman ke pabrik, sepenuhnya ditanggung oleh koperasi. Jika buah yang dikirim tidak diterima, maka beban kerugian langsung ditanggung petani plasma.
“Kerugian per mobil bahkan bisa mencapai Rp.25 juta, hitung saja, belum termasuk buah yang membusuk,” tambahnya.
Agus pun meminta agar pemerintah daerah, unsur Forkopimda, serta pihak perusahaan segera duduk bersama untuk mencari solusi menyelesaikan persoalan ini.
Karena, menurutnya, kondisi ini tidak hanya merugikan para petani di Kecamatan Taluditi, tetapi juga berpotensi mengganggu stabilitas ekonomi lokal.
“Kami berharap ada langkah nyata dan penyelesaian segera. Persoalan ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut, karena dampaknya langsung dirasakan oleh petani dan ekonomi masyarakat di Taluditi,” tegas Agus.
Selain itu, Agus juga meminta keterlibatan perusahaan yang beroperasi di wilayah Popayato, termasuk PT LIL dan perusahaan lainnya, untuk mengambil langkah strategis dalam menyelesaikan persoalan ini.
“Saya berharap, supaya permasalahan distribusi sawit di Taluditi ini dapat segera diselesaikan, agar para petani plasma dapat kembali beraktivitas dengan lancar dan perekonomian daerah dapat kembali stabil,” harap mantan Kepala Desa Panca Karsa 1, Kecamatan Taluditi ini.