SEPUTARPOHUWATO.COM – Pemerintah Kabupaten Pohuwato menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Pemaparan Rancangan Akhir Rencana Penanggulangan Kemiskinan Daerah (RPKD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2025-2029.
Rakor yang dihadiri oleh pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), para camat, serta perwakilan instansi terkait ini berlangsung di Aula Tarsius Bappeda Pohuwato, Kamis (05/12/2024)
Kepala Bappeda Kabupaten Pohuwato, Irfan Saleh, dalam pemaparannya mengatakan pentingnya percepatan pembangunan berkelanjutan yang berfokus pada kesejahteraan masyarakat. Ia pun menyampaikan apresiasi kepada tim yang telah bekerja cepat menyusun rancangan awal RPJMD.
“Visi misi pasangan SIAP menjadi dasar dalam perencanaan ini. Fokusnya adalah kesejahteraan masyarakat, tetapi tantangan pertama adalah mengembalikan kepercayaan publik terhadap pemerintah, yang belakangan ini menurun akibat banyaknya unjuk rasa,” ujar Irfan.
Irfan juga mengingatkan pentingnya menjaga stabilitas daerah untuk mempertahankan daya tarik investasi. “Investor besar pasti memenuhi seluruh persyaratan hukum, tetapi jika daerah tidak stabil, mereka akan enggan datang. Ini harus menjadi perhatian serius,” tegasnya.
Menurutnya, Pohuwato beruntung karena menjadi magnet investasi tanpa perlu mengeluarkan anggaran besar untuk promosi. Namun, tanpa kestabilan, potensi ini bisa hilang.
“Di daerah lain, mereka menghabiskan ratusan juta hanya untuk menarik investor. Kita justru sudah dikunjungi. Tapi, kalau tidak bisa menjaga kestabilan, ini bahaya,” tambahnya.
Irfan, yang juga jebolan Universitas Tadulako Palu ini menyebut tingkat kemiskinan di Pohuwato masih berada di angka 17,11 persen. Meski telah menurun, kata dia, angka ini masih tergolong tinggi. Untuk itu, sejumlah program dirancang untuk menekan kemiskinan sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Disebutkannya, ada beberapa program unggulan meliputi: 1.) Pemanfaatan pekarangan: Program pemberdayaan kelompok masyarakat untuk meningkatkan aset rumah tangga dan produktivitas melalui pemanfaatan pekarangan. 2.) Pengolahan Sampah Menjadi Pupuk Organik: Pusat pengomposan di Buntulia Tengah akan menjadi solusi bagi pengelolaan sampah di Pohuwato. 3.) Kerja Sama Lintas Sektor: Melibatkan dinas sosial, pertanian, perikanan, dan pangan untuk menyusun desain program yang sederhana namun berdampak besar bagi masyarakat.
“Pemanfaatan pekarangan akan lebih masif untuk mendukung perekonomian rumah tangga, sekaligus mengatasi inflasi, kemiskinan ekstrem, dan stunting. Semua ini berkesinambungan dengan visi misi SIAP,” jelasnya.
Dari semua hal tersebut, kata Irfan, adalah data menjadi kunci dalam perencanaan program ke depan. “Kajian dari RPKPD, RPJMD, hingga SDGs akan menjadi input untuk perencanaan yang lebih berkualitas. OPD terkait harus mulai menyusun Renstra berbasis data ini,” katanya.