SEPUTARPOHUWATO.COM – Pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Pohuwato, Saipul Mbuinga dan Iwan Adam, membuktikan bahwa terpaan isu seperti pembakaran kantor bupati dan politik dinasti tidak mampu menggoyahkan elektabilitas mereka di Pilbup 2024.
Berdasarkan hasil quick count, paslon yang punya tagline “Saipul Iwan Anak Pohuwato” ini memperoleh 55,6 persen suara, menjadi bukti kuat bahwa isu-isu yang diarahkan kepada keduanya tidak berdampak signifikan terhadap kepercayaan publik.
Sejumlah pihak menilai, isu-isu yang dihembuskan, seperti pembakaran kantor bupati dan kritik atas politik dinasti, tak cukup kuat untuk menggoyahkan elektabilitas pasangan dengan jargon ‘SIAP’ ini.
Menurut mereka, kritik tersebut lebih banyak berasal dari kelompok yang disebut sebagai “pihak sakit hati”. Namun lagi-lagi, masyarakat justru lebih memilih menilai berdasarkan kinerja nyata selama Saipul Mbuinga memimpin.
Disadari atau tidak, selama lebih dari tiga tahun kepemimpinan Saipul Mbuinga, beberapa capaian menunjukkan tren positif. Bahkan, data terbaru menyebutkan angka kemiskinan di Pohuwato menurun menjadi 17,11 persen pada 2024, turun 0,53 persen dari tahun sebelumnya. Jumlah penduduk miskin pun berkurang sebanyak 460 orang dalam setahun terakhir.
Bukan cuma itu, angkatan kerja meningkat menjadi 83.266 orang pada Agustus 2024, naik 188 orang dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tentu, semua kebijakan yang diambil adalah untuk kemaslahatan masyarakat dan kemajuan daerah. Pemerintah daerah pun konsisten memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat.
Terkait isu politik dinasti, tidak ada yang salah ketika Saipul Mbuinga menggantikan adiknya Syarief Mbuinga sebagai Bupati Pohuwato atau saat ini ia harus memilih ponakannya Iwan Adam sebagai Wakilnya, Suharsi Igirisa saja mengokohkan anaknya sebagai politisi dengan menjadikannya anggota legislatif di DPRD Pohuwato.
Kakak dari Saipul, Nani Mbuinga, juga anggota DPRD Provinsi 2 periode. Sedangkan Syarief sendiri adalah anggota DPD RI. Sungguh tak ada yang salah dengan itu, toh masyarakat juga yang menentukan pilihannya.
Elnino saja menjadi anggota DPR RI, kakaknya adalah anggota DPRD Kota Gorontalo waktu itu. Ada yang salah dengan semua itu?
Di Boalemo, ketika Darwis Moridu menjadi Bupati kala itu, dia berhasil membuat istrinya dan putranya sekaligus sebagai anggota DPRD Kabupaten. Kini keponakannya Sherman Moridu yang jadi Plt Bupati Boalemo. Ada yang salah dengan semua itu? Tentu tidak.
Tidak ada yang salah dengan politik dinasti, selama yang dipilih adalah mereka yang mampu bekerja untuk rakyat, bukan sekadar asal-usul keluarganya. Bukankah masyarakat sendiri yang menentukan pilihan?
Isu lainnya, seperti pengurangan insentif imam dan pegawai keagamaan, juga terbantahkan. Pemerintah daerah telah mengalokasikan anggaran Rp 3,9 miliar melalui dana desa untuk mendukung program keagamaan.
Tidak ada pemotongan insentif, sebagaimana yang diadukan ke DPRD kala itu. Pemerintah daerah justru telah memastikan alokasi anggaran ini sesuai dengan kebutuhan.
Dengan berbagai pencapaian di sektor ekonomi, kesejahteraan, dan komitmen pembangunan, sudah tentu dukungan masyarakat terhadap Saipul Mbuinga dan Iwan Adam tetap solid.
Kemenangan ini juga menjadi bukti bahwa kerja nyata lebih berbicara daripada isu negatif yang dihembuskan. Masyarakat Pohuwato pun tampaknya telah memilih berdasarkan harapan akan keberlanjutan pembangunan di masa depan daripada terpaan isu negatif.
Penulis: Christoffel. T. – Ketua PJS Kabupaten Pohuwato