SEPUTARPOHUWATO.COM – Tingkat partisipasi masyarakat pemilih dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Kabupaten Pohuwato, Provinsi Gorontalo, setelah hasil pemantauan menunjukkan angka yang rendah.
Hal ini diakui oleh Anggota Bawaslu Provinsi Gorontalo, Jhon Hendri Purba, usai memantau pelaksanaan pemungutan suara di TPS 003 Desa Palopo, Kecamatan Marisa, Rabu (27/11/2024).
Menurut Jhon, meskipun proses pemungutan dan penghitungan suara telah berjalan secara terbuka dan sesuai harapan, rendahnya partisipasi masyarakat menjadi tantangan yang harus segera dievaluasi.
“Semua dilaksanakan secara terbuka oleh KPPS. Jadi, secara umum proses pemungutan dan penghitungan suara yang kami pantau di beberapa kecamatan sudah berlangsung sebagaimana yang diharapkan. Namun, tingkat partisipasi masyarakat ini masih menjadi persoalan,” ujar Jhon.
Berdasarkan pantauan di TPS 003 Desa Palopo, tingkat partisipasi pemilih hanya mencapai 48% hingga 49%. Artinya, kata Jhon, lebih banyak warga yang tidak menggunakan hak pilih mereka dibandingkan yang hadir ke TPS.
“Partisipasi masyarakat di TPS ini hanya 48% sampai 49%. Lebih banyak yang tidak memilih daripada yang memilih. Ini tentu menjadi pekerjaan rumah besar bagi kita semua untuk mengevaluasi penyebabnya,” tambahnya.
Jhon juga membandingkan tingkat partisipasi di TPS 003 dengan Pemilihan Suara Ulang (PSU) yang sebelumnya dilaksanakan pada hari kerja. Menurutnya, partisipasi masyarakat pada PSU lebih tinggi meskipun dilaksanakan bukan pada hari libur.
“Kalau dibandingkan dengan PSU yang dilakukan di hari bukan hari libur, tingkat partisipasinya masih cukup tinggi. Tapi kali ini, meskipun sudah ditetapkan sebagai hari libur nasional, partisipasinya justru menurun,” ujarnya.
Tentu, kata dia lagi, perlu evaluasi menyeluruh untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab rendahnya partisipasi masyarakat. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan antara lain efektivitas sosialisasi, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap proses pemilu, dan persoalan teknis lainnya.
“Kita perlu mencari tahu apakah ini karena sosialisasi yang kurang efektif atau ada persoalan-persoalan lain yang menjadi penyebab. Partisipasi masyarakat yang rendah ini menjadi PR besar bagi kita semua, terutama dalam pemilihan Gubernur maupun Bupati di wilayah Provinsi Gorontalo,” tutup Jhon.