SEPUTARPOHUWATO.COM – Suasana di Gedung Panua, Senin (10/11/2025), terasa berbeda. Di momen ketika bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan, tiga sosok baru menerima amanah besar di Kabupaten Pohuwato. Mereka berdiri sambil mengucapkan sumpah jabatan sebagai Kepala Desa Antar Waktu periode 2022-2030.
Ada yang menahan haru. Ada pula yang mencoba menyembunyikan gugup. Tapi satu hal yang terasa di ruangan itu, tanggung jawab di pundak mereka kini tidak bisa lagi dianggap kecil.
Mereka adalah Lian Latif sebagai Kades Buntulia Barat, Hardiyanto Ali sebagai Kades Pohuwato Timur, dan Zaenab T Yunus sebagai Kades Ayula.
Sementara di barisan tamu, hadir lengkap unsur pimpinan daerah, ada Bupati Pohuwato Saipul Mbuinga, Wakil Bupati Iwan Adam, Forkopimda, Sekda Pohuwato, Kadis PMD, Pinca BSG, Pinca BPJS Ketenagakerjaan, para camat, APDESI, BPD, hingga para kades dan pengurus desa.
Di momen yang sama, Bupati juga mengukuhkan Pengurus Asosiasi BPD Periode 2025-2028 serta Pelantikan Pengurus DPC APDESI Pohuwato Masa Bhakti 2025-2030.

Usman Polumuduyo dilantik sebagai Ketua Asosiasi BPD, sedangkan APDESI Kabupaten Pohuwato kini dipimpin oleh Sirwan Mohi.

Bupati Saipul Mbuinga mengatakan, bahwa moment pelantikan ini punya makna lebih dalam, karena bertepatan dengan Hari Pahlawan 10 November 2025.
“Semangat juang, keberanian, integritas, dan persatuan itu pesan Hari Pahlawan. Dan semangat ini harus juga hidup di para kepala desa,” ungkap Saipul.
Kata Bupati 2 periode ini, bahwa kepala desa itu bukan sekadar jabatan administratif. Akan tetapi mereka adalah ujung tombak pembangunan desa, tempat rakyat bersandar dan menyampaikan harapan.
“Jabatan ini adalah amanah. Jaga kepercayaan rakyat. Lupakan perbedaan pada saat pemilihan kemarin. Rangkul semua. Karena yang menunggu adalah kerja, bukan perdebatan,” tegasnya.
Orang nomor satu di Kabupaten Pohuwato ini juga menitip pesan untuk bagaimana kemudian kades bisa memahami data dan kondisi nyata di desa, dari data kemiskinan, stunting, potensi wilayah, ekonomi, sampai kerawanan bencana.
“Karena dengan data, desa akan tahu jalan pembangunannya,” ujarnya.
Sementara itu Ketua DPD APDESI Gorontalo, Basir Kasiaradja, juga memberi pesan dan harapannya kepada rekan-rekannya di DPC APDESI Kabupaten Pohuwato.
“APDESI ini harus jadi alat kemajuan bersama. Koordinasi, solidaritas, sinergi dengan Pemda harus kuat. Desa tidak boleh jalan sendiri,” kata Basir.
Mantan Kades Mootayu Kecamatan Bone Raya Bonbol ini bahkan berharap Pemda bisa membuka ruang penggunaan APBDes untuk mendukung kegiatan organisasi APDESI, selama itu untuk peningkatan potensi dan pendapatan aset desa.
Di penghujung sambutannya, Bupati Pohuwato ini kembali mengingatkan, jabatan selalu punya dua wajah kehormatan dan tanggung jawab.
“Jadikan amanah ini sebagai ladang pengabdian. Bukan kebanggaan sementara. Desa hari ini butuh pemimpin yang mau mendengar, mau bekerja, dan mau berbuat,” tutup Saipul.
Hari ini, tiga nama baru memegang kunci desa. Dan sejarah pembangunan Pohuwato akan mencatat apakah mereka akan berjalan seperti pahlawan yang dikenang karena karya, atau hanya nama yang sekadar lewat di daftar kepemimpinan desa.
Semua akan terlihat dari perjalanan mereka mulai hari ini 10 November. Hari yang bukan hari biasa. Hari ketika kata “perjuangan” itu hidup dan ditagih.




























